RUJUKAN ACARA DAN PANTUN UNTUK MEMPELAI AKAD ATAU WALIMATUL URSY KARYA PAK ENO TARDANA, S.Pd.
RUJUKAN ACARA DAN PANTUN UNTUK MEMPELAI AKAD ATAU WALIMATUL URSY KARYA PAK ENO TARDANA, S.Pd.
DO'A MEMPELAI
Ya Allah, ya 'Aziiz, Engkau telah menganugerahi setiap mempelai yang mengikat janji sesuai syariat-Mu, potensi menjalin mawaddah dan rahmat, maka Ya Allah , anugerahilah mereka kemampuan mengaktualkan mawaddah itu dalam rumah tangga mereka, sehingga gelombang tidak memecahkan biduk mereka, tidak juga angin membelokkannya.
Ya Allah, ya qowiyyu, anugerahilah mereka kemampuan meraih rahmat-Mu. Bantulah mereka untuk saling memberdayakan, sehingga yang ringan sama mereka jinjing dan yang berat sama mereka pikul.
Ya Allah, Engkau mensyariatkan perkawinan untuk meraih sakinah,mawaddah dan rohmah. Untuk itu Ya Allah ya Mu'thi limpahkanlah sakinah, mawaddah dan rahmatMu kepada mereka sehingga tercipta untuk selamanya buat keduanya keserasian dan keharmonisan.
Ya Allah, ya jaami', himpunlah apa yang masih terserak dalam jiwa mereka, satukanlah apa yang masih bertebaran, sinarilah hati dan pikiran mereka dengan cahaya wajah-Mu yang menyinari langit dan bumi. Berkatilah jejak dan langkah mereka dengan keberhan-Mu yang melimpah di dunia dan di akhirat agar mereka selalu begandengan tangan dalam pengabdian kepada-Mu.
Ya Allah Engkau mensyariatkan perkawinan agar generasi berlanjut, maka anugerahilah keduanya keturunan yang saleh dan salehah , keturunan yang menjadi qurrata a'yun penyejuk mata dan hati menjadi pembuka pintu-pintu rahmat, sumber ilmu dan hikmat serta pemberi rasa aman bagi umat.
Ya Allah ya muqolliblquluub,
Engkaulah Tuhan Yang Kuasa membolak balik hati manusia, mantapkan hati mereka dalam menjalankan agama-Mu dan mantapkan serta tumbuh kembangkan cinta mereka dalam ketaatan kepada-Mu.
Dan akhirnya ya Allah dalam Kitab-Mu, Engkau memerintahkan kami untuk berdoa sambil berjanji mengabulkannya, kini kami berdoa sebagaimana Engkau perintahkan, maka kabulkanlah doa kami sebagaimana Engkau janjikan Amin...amin...Amin..Ya Allah jangan kecewakan kami..
DO’A MEMPELAI
HAL – HAL YANG HARUS TERSAMPAIKAN :
1. Mengucapkan salam
2. Menyampaikan Syukur
3. Sholawat
4. Menyampaikan Terima Kasih
5. Menyampaikan Permohonan maaf
6. Inti Pembicaraan
YANG TERHORMAT :
1. Keluarga besar Mempelai Pria / wanita
YANG SAYA HORMATI :
1. Kepala kantor urusan agama kecamatan ...........
2. Tokoh agama dan alim ulama
3. Tokoh masyarakat
4. Yang besar tidak disambut gelar, yang kecil tidak disebut nama. Tidak mengurangi rasa hormat saya.
5. Hadirin yang berbahagia
Calon mempelai wanita :
4. Mempelai Wanita :
………………………. binti ……………………….
5. Bapak Mempelai Wanita:
……………………….
6. Ibu Mempelai Wanita:
……………………….
Calon mempelai pria :
4. Mempelai pria :
………………………. bin ……………………….
5. Bapak Mempelai Pria:
……………………….
6. Ibu Mempelai Pria:
……………………….
PANTUN
JIKA ADA ACARA WALIMAH
MARHABAN DILANTUN MENAMBAH SEMARAK
JIKA SUAMI SHOLEH, ISTRI SHOLEHAH
INSYA ALLAH MENURUN KEPADA ANAK
NABI MUHAMMAD LAHIR DI KOTA MAKKAH
MENYINARI DUNIA DENGAN HIDAYAH
CIPTAKAN MAWADDAH, PENUHI SAKINAH
NISCAYA ALLAH LIMPAHKAN BERKAH
NABI ADAM ADALAH RASUL PERTAMA
DARI RUSUKNYA DICIPTA HAWA
JIKA RUMAH TANGGA INGIN BAHAGIA
RESEPNYA HANYA TUNTUNAN AGAMA
PANTUN
ADA MIE INSTANT DIATAS DANDANG
BUAT DIMAKAN PAKAI SAUS TOMAT
SAYA UCAPKAN SELAMAT DATANG
UNTUK PARA HADIRIN YANG TERHORMAT,
TV RUSAK JANGAN DIPUKUL
NANTI DIA BISA MATI
KARENA SEMUA SUDAH BERKUMPUL
MAKA AKAN SAYA BUKA ACARA INI,
SARAPAN PAGI DENGAN KETAN
SETELAH ITU MENCUCI KAIN,
DENGAN SENANG HATI SAYA UCAPKAN
SELAMAT DATANG PARA HADIRIN
“Suami yang menikahimu tidaklah semulia Nabi Muhammad SAW, tidaklah setaqwa Nabi Ibrahim AS, dan tidaklah setabah Nabi Ayyub AS. Suamimu hanyalah pria akhir zaman yang punya cita-cita membangun rumah tangga dan dikaruniai keturunan yang sholeh dan sholehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban bersama. Suami adalah nahkoda kapal kamu navigatornya, suami menjadi rumah, kamu penghuninya. Suami menjadi guru, kamu muridnya. Seandainya suami lupa, bersabarlah kamu memperingatkannya..”
“Istri yang kamu nikahi tidaklah semulia Khadijah RA, tidaklah setaqwa Aisyah, dan tidak setabah Fatimah RA, istrimu hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita – cita menjadi istri yang sholehah. Pernikahan mengajarkan kita kewajiban – kewajiban bersama. Istri menjadi tanah, kamu penanungnya. Istri ladang tanaman, kamu pemagarnya. Istri bagaikan anak kecil, kamu tempat bermanjanya. Seandainya istrimu tulang yang bengkok, berhati–hatilah kamu meluruskannya..”
Komentar
Posting Komentar